PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN STUNTING TERINTEGRASI

  • Oct 10, 2023
  • Agung Susanto

WONOGIRI, sendang-wonogiri.desa.id - Setelah ditetapkannya UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, gaung kebangkitan desa membangun Indonesia begitu kencang sehingga menjadi perbincangan di kalangan pemerintah desa maupun warga masyarakat desa.  Momentum ini dipahami sebagai ruang terbuka bagi desa untuk berinisiasi dan berinovasi dalam upaya mewujudkan kemandirian desa.  Kemandirian desa bisa dilihat dengan semakin sejahteranya warga desa, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lokal, dan mulai dirasakannya partisipasi warga masyarakat dalam proses pembangunan. Hal ini membawa implikasi nyata terhadap penguatan Desa. Desa dapat memaksimalkan kesempatan untuk berdesa secara maju, mandiri, dan demokratis.

Desa Sumberejo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri. Desa ini memiliki jumlah penduduk 2.498 jiwa, dan terdiri atas 908 KK, merupakan desa dengan total jumlah penduduk terkecil di Kecamatan Wuryantoro. Meskipun begitu, saya menemukan perkembangan pesat terkait kreativitas warga masyarakat yang berkontribusi positif terhadap kemajuan desa. Semangat warga dan Pemerintah Desa Sumberejo tidak perlu diragukan dalam melakukan inovasi untuk membangun desanya.

Seperti desa yang lain, sebelum tahun 2021 Desa Sumberejo masih terkonsentrasi pada pembangunan fisik sarana prasarana desa. Pemerintah Desa masih mengutamakan pembangunan sarana prasarana desa karena dirasakan lebih mudah untuk dinilai dan dilihat hasilnya oleh warga masyarakat setelah kegiatan selesai dikerjakan. Hal ini bertolak belakang dengan kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia. Kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia tidak dapat dinilai dan dilihat hasilnya seketika setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Di sinilah peran dari pendamping desa dibutuhkan untuk mengajak dan memberi masukan kepada pemerintah desa agar dapat berfikir secara holistik.

Menyadari hal tersebut, tentunya pendamping desa harus mampu memberikan daya akseleratif bagi desa. Produktif, inovatif, dan kreatif merupakan tuntutan yang semestinya dimiliki oleh seorang pendamping desa. Berkiprah melakukan kegiatan pengembangan masyarakat, pemberdayaan, fasilitasi musyawarah, mendorong tatakelola pemerintah desa, identifkasi berbagai persoalan desa, dan mensosialisasikan kebijakan undang-undang desa, tentu saja bukanlah tugas yang mudah. Cukup menantang memang, maka dibutuhkan sedikit keberanian dalam menjalankan tugas sebagai fungsi pemberdaya yang memberikan daya akseleratif desa. Keterampilan fasilitasi dan komunikasi sangat dibutuhkan untuk menjalankan peran ini.

Titik balik terjadi di tahun 2021. Pola pikir keberlanjutan telah terprogram dengan baik pada Pemerintah Desa. Bibit-bibit pemberdayaan telah mulai tertanam. Hal ini ditandai dengan mulai diadakannya pelatihan-pelatihan untuk pemberdayaan masyarakat desa. Mulai dari pelatihan TP PKK terkait budidaya kacang sacha inchi, pelatihan peternakan ayam petelur untuk perempuan desa, pelatihan memasak dengan mempertahakan gizi bahan olahan, pelatihan usaha air bersih, pelatihan pembuatan kompos, peningkatan kapasitas kader, peningkatan kapasitas karang taruna desa, dan beberapa pelatihan lainnya.

Pada tahun 2023 muncul satu inovasi di Desa Sumberejo yang menarik, inovasi tersebut adalah integrasi kegiatan desa yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi stunting. Jadi, beberapa kegiatan yang tadinya berjalan sendiri-sendiri secara terpisah, diintegrasikan dalam sebuah program desa “Pencegahan dan Percepatan Penanggulangan Stunting Terintegrasi”.

Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting menyebutkan bahwa stunting adalah suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya sebagai akibat dari masalah gizi kronis yaitu kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama. Penanganan stunting di Indonesia saat ini berfokus pada 2 (dua) intervensi yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik berkaitan langsung dengan kesehatan, misalnya: asupan makanan, gizi ibu, penyakit. Intervensi sensitif yaitu intervensi yang tidak berkaitan langsung, misalnya: air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, edukasi, perubahan perilaku dan akses terhadap pangan (Kementerian PPN/ Bappenas, 2018).

Upaya penanganan stunting oleh Pemerintah Desa Sumberejo dirumuskan dalam sebuah program bernama Pencegahan dan Percepatan Penanggulangan Stunting Terintegrasi, meliputi beberapa kegiatan, yaitu:

  1. Posyandu Balita dan Ibu Hamil;

Posyandu balita dan ibu hamil dilaksanakan sebulan sekali di Desa Sumberejo. Pelayanan kepada ibu hamil mencakup pemeriksaan kehamilan dan pemantauan gizi, konsultasi terkait persiapan persalinan dan pemberian ASI. Setelah melahirkan, ibu juga bisa mendapatkan suplemen vitamin A, vitamin B, dan zat besi yang baik dikonsumsi selama masa menyusui. Konseling juga dilakukan untuk ibu menyusui agar proses pemberian asi eksklusif untuk anak terpenuhi.

Jenis pelayanan untuk balita mencakup penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala anak, evaluasi tumbuh kembang, penyuluhan dan konseling tumbuh kembang, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, dan pemberian suplemen. Hasil pemeriksaan tersebut kemudian dicatat di dalam buku KIA atau kartu menuju sehat (KMS) untuk memantau tumbuh kembang anak, mendeteksi sejak dini bila anak mengalami gangguan tumbuh kembang, memantau kondisi ibu hamil, mendeteksi dini bila ditemukan ibu hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK). Sehingga, langkah berikutnya dapat segera diambil ketika ditemukan permasalahan. Pada kegiatan ini, diberikan pula PMT pencegahan stunting untuk balita dan ibu hamil.

  1. Posyandu Remaja;

Sebagai bentuk kepedulian terhadap generasi remaja, Pemerintah Desa menghadirkan posyandu remaja untuk mendampingi para remaja menghadapi fase-fase krusial dalam hidupnya. Dalam posyandu remaja ini ada kader posyandu remaja. Adapun kriteria kader posyandu remaja, yaitu berusia antara 10-18 tahun, mau secara sukarela menjadi kader, dan berdomisili di wilayah Desa Sumberejo.

Kegiatan posyandu remaja sama seperti posyandu lainnya, posyandu remaja juga melakukan kegiatan pengecekan kesehatan dan konseling. Hanya saja, posyandu remaja lebih menekankan pada edukasi kesehatan remaja, atau lebih tepatnya pemberdayaan untuk mengenali diri sendiri dan mengenali masalah dalam diri beserta solusinya.

Remaja yang baru pertama kali mengikuti posyandu remaja diarahkan untuk mengisi formulir data diri dan pengisian kuisioner kesehatan. Kegiatan selanjutnya adalah pemeriksaan kesehatan, yang meliputi penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, mengukur tekanan darah, lingkar lengan atas dan lingkar perut, serta pengecekan anemia pada remaja putri. Pelayanan kesehatan akan diberikan sesuai dengan permasalahan masing-masing, seperti konseling, pemberian obat atau vitamin, menjelaskan mengenai kondisi kesehatan tertentu, dan merujuk remaja ke fasilitas kesehatan jika diperlukan. Terutama apabila ada tanda klinis anemia, remaja tersebut akan dirujuk ke fasilitas kesehatan.

Kegiatan tambahan dilakukan secara bersama-sama setelah semua remaja melewati pelayanan kesehatan. Materi kegiatan tambahan ini dapat berupa penyuluhan, pemutaran film, bedah buku, pengembangan soft-skill, atau senam. Pelaksanaan materi kegiatan posyandu remaja biasanya setiap bulan akan berbeda-beda sesuai dengan keputusan kader posyandu remaja. Manfaat yang diperoleh remaja yang mengikuti posyandu remaja setiap bulannya, antara lain:

  1. Memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan

Pengetahuan tersebut mencakup kesehatan reproduksi remaja, masalah kesehatan jiwa, menanggulangi penyalahgunaan NAPZA, pemenuhan gizi, aktivitas fisik, pencegahan penyakit tidak menular, dan kekerasan pada remaja.

  1. Membekali remaja keterampilan hidup sehat

Pembekalan remaja untuk memiliki keterampilan hidup sehat, sekaligus sebagai aktualisasi diri dalam peningkatan derajat kesehatan. Dengan adanya keterampilan ini, diharapkan dapat membantu para remaja membentuk pribadi yang lebih baik dan berprinsip.

  1. Sebagai sarana sosialisasi remaja

Posyandu remaja dapat menjadi sarana sosialisasi antarsesama. Bertemu dengan teman sebaya, mengobrol, dan bertukar pikiran bisa saling memberikan motivasi dan sugesti positif yang baik untuk perkembangan psikologis mereka.

  1. Kesehatan akan terus terpantau

Kegiatan posyandu remaja diawali dengan pengecekan kesehatan secara menyeluruh. Pengecekan kesehatan yang dilakukan setiap bulan sekali ini membantu remaja untuk memperoleh tumbuh kembang yang optimal. Dengan begitu, kesehatan fisik maupun mental remaja akan terpantau dengan baik.

Dengan dilaksanakannya posyandu remaja ini, diharapkan kesehatan remaja terutama remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang ibu dapat terjaga. Sehingga nanti dapat menjadi ibu yang sehat dan menghadirkan keturunan yang sehat pula.

  1. Kunjungan Pendamping Keluarga;

Kunjungan dilakukan oleh kader pendamping keluarga bersama dengan bidan desa. Kunjungan ini dilakukakan secara dadakan. Kunjungan rumah bertujuan untuk survey kondisi tempat tinggal dari anak yang terindikasi stunting, memberikan pembinaan, dan konseling secara mendalam terhadap keluarga dari anak terindikasi stunting untuk bisa memperhatikan pola asuh yang baik dan benar. Dalam proses kunjungan rumah ini sekalian dilakukan pemeriksaan lingkungan rumah, jamban, dan air bersih. Dengan proses ini, apabila ada penyebab anak terindikasi stunting dari aspek lingkungan dapat diketahui lebih dini. Sehingga, penanggulangan stunting dengan intervensi sensitif akan turut diberikan pada anak terindikasi stunting dipengaruhi oleh aspek kesehatan dan aspek lingkungan.

  1. Kelas Balita Stunting dan Kelas Parenting;

Kelas balita stunting diselenggarakan untuk anak terindikasi stunting setiap dua minggu sekali. Segala hal yang berkaitan dengan stunting dikupas tuntas dalam kelas ini. Hal ini menjadi sarana pengawasan tumbuh kembang balita stunting, dan sarana edukasi untuk para orang tua balita terindikasi stunting. Dalam kelas ini juga diisi dengan kegiatan parenting. Parenting diberikan tidak hanya kepada ibu dari anak yang terindikasi stunting, akan tetapi juga diberikan kepada ayah dari anak yang terindikasi stunting. Materi parenting dikhususkan terkait hal-hal dan cara-cara penanggulangan stunting.

Setiap kelas balita stunting dilaksanakan, monitoring dan evaluasi selalu dilakukan untuk setiap anak yang terindikasi stunting. Pendataan dilakukan oleh Bidan Desa Sumberejo dan Kader Pembangunan Manusia (KPM) Desa Sumberejo. Sehingga, diharapkan trend efektivitas dari kesatuan program yang dilakukan dapat diketahui dan teridentifikasi dengan baik.

  1. Pengembangan Kacang Sacha Inchi sebagai Suplemen untuk Anak Stunting;

Berawal dari pelatihan budidaya kacang sacha inchi, diperoleh informasi terkait keunggulan dari kacang sacha inchi yang dikenal sebagai superfood. Kacang yang memiliki nama ilmiah Plukenetia volubilis ini sangat kaya akan asam lemak seperti omega 3, omega 6, dan omega 9 yang sangat bermanfaat bagi kecerdasan anak. Sacha inchi dikenal sebagai kacang inca atau kacang gunung yaitu kacang yang berasal dari hutan tropis amazon. Secara morfologi, kacang sacha inchi memiliki bentuk bintang, di mana dalam satu bintang dapat menyimpan antara 4-5 butir biji. Buah muda berwarna hijau, sedangkan buah yang sudah tua berwarna coklat kehitaman.

Berbagai bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan. Daunnya mengandung anti oksidan dan dapat dimakan sebagai sayur ataupun diolah sebagai teh. Biji buahnya memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh dengan kadar omega 3 mencapai 47-51 persen, omega 6 mencapai   34-37 persen, dan omega 9 di kisaran 9 persen.

Selain daun dan bijinya, minyak hasil ekstraksi biji sacha inchi memiliki berbagai manfaat baik untuk kosmetik sebagai pelembab dan pencerah kulit. Selain itu, minyak sacha inchi juga memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, seperti: penurun kolesterol dan asam urat, peningkatan kecerdasan, mengurangi risiko jantung bengkak, mengurangi risiko stroke, menurunkan aktivitas tumor, mencegah radang sendi dengkul, meningkatkan penglihatan untuk penderita katarak, dan menurunkan rasa kesemutan.

Karena manfaat dari kacang sacha inchi yang begitu besar itulah, TP PKK dan Kader PKK Desa Sumberejo sepakat untuk membudidayakan kacang ini. Daun dari tumbuhan sacha inchi dimasak untuk sayur keluarga, ataupun dikeringkan untuk teh sederhana. Serta, setelah kacang sacha inchi berbuah dan panen, kacang ini diolah sendiri menjadi kacang oven yang dapat dimakan sebagai snack sehat. TP PKK Desa Sumberejo juga melakukan kerjasama dengan PT. Berkah Hijau Mandiri di Karanganyar untuk ekstraksi biji sacha inchi menjadi minyak sacha ichi, serta mengolah minyak tersebut menjadi butiran kapsul minyak sacha inchi yang siap dikonsumsi dan sabun sacha inchi.

Kacang sacha inchi oven diberikan untuk snack sehat dalam PMT penanggulangan stunting. Sedangkan, butiran kapsul minyak sacha inchi diberikan sebagai suplemen pengiring PMT penanggulangan stunting kepada balita yang terindikasi stunting di Desa Sumberejo. Efek dari diberikannya minyak sacha ichi pada anak terindikasi stunting di Desa Sumberejo ini dapat dirasakan dengan bertambahnya tinggi dan berat badan dari anak yang terindikasi stunting tersebut.

  1. Budidaya Ternak Ayam Petelur sebagai Lumbung Protein Stunting

Ilmu yang didapatkan dari beberapa pelatihan dalam program penanggulangan stunting, anak yang terindikasi stunting sebaiknya diberikan suplai protein yang lebih tinggi dari anak normal di usianya. Hal ini diperlukan karena protein sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak. Setiap sel, otot, dan organ dalam tubuh anak membutuhkan protein. Nutrisi ini dibutuhkan untuk membentuk sel dan jaringan tubuh, memperkuat tulang dan otot, sumber energi, hingga membentuk enzim dan hormon dalam tubuh. Protein juga berperan vital dalam pembentukan antibody atau sistem imun, agar tidak mudah terserang infeksi bakteri atau virus.

Protein yang lebih disarankan untuk anak terindikasi stunting adalah protein hewani, seperti ikan, daging, dan telur. Oleh karena itu, Kader PKK dan kelompok Perempuan Desa Sumberejo berinisiatif dan sepakat untuk melakukan budidaya ternak ayam petelur dengan bekal pelatihan yang telah dilaksanakan. Ternak ayam petelur ini dilakukan untuk menghasilkan telur yang diberikan sebagai PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pencegahan dan penanggulangan stunting.

Keenam kegiatan dalam program ini telah dilaksanakan dengan baik. Dengan dilaksanakannya program ini, telah dirasakan manfaat dari masing-masing kegiatan dan sekaligus dalam mengurangi jumlah anak stunting di Desa Sumberejo dari 7 anak di tahun 2022 menjadi 3 anak di tahun 2023.

Catatan bagi saya, hal terpenting dalam pemberdayaan yang harus dilakukan oleh seorang pendamping desa adalah mampu untuk mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang ada di masing-masing desa dampingan. Memetakan setiap masalah dan membantu untuk memberikan solusi penyelesaian dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki desa. Dengan begitu, pembangunan desa dapat terlaksana dan akan berefek nyata pada pembangunan Indonesia.

(Kontributor : Mulatsih Tri Atmini - Pendamping Desa)