Dusun Sendang

DUSUN SENDANG

  1. Sejarah Dusun Sendang

Sendang yang terdiri dari RT 01 dan RT 02 adalah dusun yang berjarak sekitar 0,5 km dari kantor Pemerintahan Kepala desa. merupakan salah satu dusun di wilayah Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Bicara tentang asal usul nama dusun Sendang, tak lepas dari keberadaan mata air yang terletak di tengah dusun atau yang didebut “Sendang”  , Yang Konon kabarnya, merupakan salah satu mata air  andalan masyarakat Sendang waktu itu  .Dusun Sendang sebelah timur berbatasan dengan sungai bengawan Solo. Yang mana  pada tahun 1963 mengalami banjir bandang dan disusul tahun 1966 kembali banjir bandang yang lebih besar dari tahun sebelumnya yang mengakibatkan kerugian material bagi warga. Kejadian inilah yang menginisiasi Pemeritah untuk membangun  Bendungan Bengawan Solo. Sehingga Sebagian besar nenek moyang dusun Sendang  bertransmigrasi bedol desa ke Kota Sitiung, Sumatera Barat, pada tahun 1977 karena wilayah asal tergenang  sungai Bengawan Solo .  dengan memberangkatkan  sekitar 23 Kepala Keluarga, diantaranya Kepala Keluarga:

  1. Paino
  2. Semo
  3. Kadi
  4. Parno
  5. Sawiyo
  6. Warno Serman
  7. Marino
  8. Joplek
  9. Rakijo
  10. Sadi
  11. Warno
  12. Karmo
  1. Maryadi
  2. Soyo
  3. Saguh
  4. Jakiman
  5. Waridi
  6. Sokarno
  7. Sukiman
  8. Kasino
  9. Pokarno
  10. Kasinem
  11. Sinto

Di dusun ini juga dijumpai Masjid Jami, Pos Kamling Balai Dusun juga

Kantor Koperasi Sendang Mulya yang merupakan wadah bagi warga Dusun Sendang dalam mengembangkan sektor Ekonomi warga . Dibidang kebutuhan air bersih Sendang telah membentuk wadah perkumpulan yang dikelola oleh warga setempat yang bernama “Tirto Husada “ ini adalah wadah komunikasi warga disektor air bersih. 
 

  1. Batas Wilayah :

– Utara          : Dusun Kedungareng

– Selatan       : Dusun Godean  dan Waduk Gajah Mungkur

– Barat          : Dusun Prampelan dan Dusun Godean

– Timur         : Waduk Gajah Mungkur

 

  1. INFRASTRUKTUR

Melalui penerapan prinsip gotong royong dan musyawarah, pemerintah dan  masyarakat  dapat berdikari  untuk  membangun  dusun  secara  swadaya, swakelola, swakarsa dan mandiri. Desa swadaya dan swakelola dapat mengambarkan kehidupan dusun  yang dinamis dan berkembang. Dengan demikian, pelaksanaan  pembangunan  desa  tidak  hanya  bergantung  sepenuhnya pada bantuan dan perhatian pemerintah semata, tetapi di sisi lain masyarakat dilatih untuk berusaha mengembangkan dan memberdayakan segala sumber daya dan potensi desa baik fisik maupun non fisik demi kesejahteraan bersama. Infarastruktur yang dimiliki diantaranya talud jalan yang sudah memadai dan jalan dusun yang sudah pengerasan dengan cor beton.
 

  1. Kependudukan

Jumlah Penduduk       : 225 Jiwa

Penduduk Laki-laki     : 102 Jiwa

Penduduk Perempuan : 113 Jiwa

Usia Produktif             : 190 Jiwa

Jumlah KK                  :  76 KK

Mata Pencaharian masyarakat : Pedagang, Petani, ASN, Buruh Lepas

 

  1. Fasilitas Umum :
    • Masjid      / TPQ                           : 1 buah
    • Balai Dusun                                 : 1 buah
    • Pos Ronda                                    : 1 buah
    • Kantor Koperasi                           : 1 buah
    • Rumah makan                              : 3 buah
    •  
  2. Geografis dan Potensi

SDA:

  • Lahan pertanian yang yang terletak di area pasang surut Bengawan Solo cukup subur;
  • Sumber air untuk minum tercukupi, meliputi sumber air dusun, PDAM;
  • Kegiatan peternakan yang dikelola oleh masyarakat setempat cukup banyak;
  • Prasarana dan sarana transportasi yang memadai untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan.

SDM:

  • Adanya lembaga pendidikan Taman Pendidikan Al Quran
  • Tingkat pendidikan masyarakat cukup tinggi;
  • Mayoritas penduduk adalah pedagang, PNS, petani dan peternak serta buruh harian lepas;
  • Adanya karang taruna dusun yang cukup aktif dalam bidang sosial kemasyarakatan dengan wadah Karang  Taruna “RAPI” Remaja Aktif Penuh Inisiatif;
  • Adanya generasi pemuda yang memiliki kreatifitas dan prestasi dalam bidang kesenian dan kewirausahaan.
  1. Periode Kepemimpinan:

Katamso 1950 -1965

Jogo Karnomo 1966-1978

Supardi 1979 - 2001

Herdes Gunawan 2002 – Desember 2012

Aria Bagas (Kadus Kedungareng mengampu Dusun Godean) – sampai sekarang